Metode Ceramah atau Metode Konvensional
Citra Andini Paputungan
Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang
dengan sengaja diciptakan. Guru menciptakannya guna membelajarkan peserta
didik. Guru yang mengajak agar anak didiknya belajar. Perpaduan dari kedua
unsur manusiawi ini lahirlah interaksi eduktif dengan memanfaatkan bahwa
sebagai mediumnya. Di sana semua komponen pengajaran diperankan secara optimal
guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran
dilaksanakan. Sebagai guru adalah apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang
dapat mengantarkan anak didik ke tujuan. Guru menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan bagi semua anak didik.[1]
Metode pembelajaran adalah cara yang ditempuh oleh guru
untuk menyampaikan meteri pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat
dicapai dengan baik.
Pengertian
Metode Ceramah
Metode ceramah sering juga disebut dengan metode
konvensional atau tradisional. Hal ini dimaklumi, karena sejak dulu metode ini
telah dipergunkan guru sebagai cara untuk menyampaikan materi kepada peserta
didik. Sampai saat ini metode ceramah ini masih digunakan dalam pembelajaran
sebagai alat komunikasi guru dan peserta didik dalam membahas materi peserta
didik di kelas. Meski metode ini lebih banyak dikritik karena guru yang aktif
dan peserta didik yang pasif, tetapi tetap tidak bisa dihilangkan dalam proses
pembelajaran, karena masih tetap diperlukan atau metode ini masih punya
keunggulan dalam kondisi tertentu. Misalnya dalam pelaksanaan pembelajaran di
pedesaan yang kekurangan guru dan fasilitas belajar, maka metode ceramah
menjadi penting.
Dalam menggunakan metode ceramah ini janganlah
semata-mata ceramah meluluh, tetapi gunakanlah alat bantu atau media, seperti
media gambar atau vidio. Yang paling penting dalam metode ini adalah ucapan
guru yang jelas dengan kalimat-kalimat mudah dipahami peserta didik sewaktu
menyajikan materi pesrta didikan.
Kelebihan
Metode Pembelajaran
·
Mudah
dilaksanakan didikan,
·
Guru
mudah mengasai kelas
·
Dapat
menghemat waktu,
·
Guru
dapat menggunakan pengalamannya dalam pembelajaran,
·
Dapat
menstimulir peserta didik dalam mempeserta didikan materi lebih lanjut.
·
Dapat
diikuti peserta didik dalam jumlah besar,
·
Dapat
mencakup sejumlah besar materi peserta didikan
·
Dapat
diketahui kehebatan guru atau dapat mengangkat status guru di mata peserta
didik.
Kekurangan
metode ceramah
·
Kegiatan
pembelajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata)
·
Tidak
dapat mencakup berbagai tipe belajar peserta didik,
·
Membosankan
bagi peserta didik bila terlalu lama,
·
Sukar
mendeteksi atau mengontrol sejauh mana pemahamman peserta didik,
·
Menyebabkan
peserta didik pasif,
·
Materi
yang mudah juga ikut diceramahkan
·
Kurang
mengairahkan belajar peserta didik bila guru kurang cakap berbicara,
·
Guru
cenderung otoriter,
·
Membuat
peserta didik tergantung kepada gurunya.[2]
[1]
Moh Suardi, Belajar &
Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), h. 32
[2]
Prof. Dr. Lufri, M.S, Drs. Ardi, M.Si, Relsas Yogica, M.Pd, Arief Muttaqin,
M.Pd, dan Ramadhani Fitri, M.Pd,
Metodologi Pembelajaran: Strategi, Pendekatan, Model, Metode Pembelajaran, (Cet
1, Malang: CV IRDH, 2020), h.48-49.

