Kamis, 01 April 2021

Metode Pembelajaran

Metode Ceramah atau Metode Konvensional

        Citra Andini Paputungan 





Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan. Guru menciptakannya guna membelajarkan peserta didik. Guru yang mengajak agar anak didiknya belajar. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini lahirlah interaksi eduktif dengan memanfaatkan bahwa sebagai mediumnya. Di sana semua komponen pengajaran diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan. Sebagai guru adalah apa yang sebaiknya dilakukan untuk  menciptakan kondisi belajar mengajar yang dapat mengantarkan anak didik ke tujuan. Guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi semua anak didik.[1]

Metode pembelajaran adalah cara yang ditempuh oleh guru untuk menyampaikan meteri pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik.

Pengertian Metode Ceramah

Metode ceramah sering juga disebut dengan metode konvensional atau tradisional. Hal ini dimaklumi, karena sejak dulu metode ini telah dipergunkan guru sebagai cara untuk menyampaikan materi kepada peserta didik. Sampai saat ini metode ceramah ini masih digunakan dalam pembelajaran sebagai alat komunikasi guru dan peserta didik dalam membahas materi peserta didik di kelas. Meski metode ini lebih banyak dikritik karena guru yang aktif dan peserta didik yang pasif, tetapi tetap tidak bisa dihilangkan dalam proses pembelajaran, karena masih tetap diperlukan atau metode ini masih punya keunggulan dalam kondisi tertentu. Misalnya dalam pelaksanaan pembelajaran di pedesaan yang kekurangan guru dan fasilitas belajar, maka metode ceramah menjadi penting.

Dalam menggunakan metode ceramah ini janganlah semata-mata ceramah meluluh, tetapi gunakanlah alat bantu atau media, seperti media gambar atau vidio. Yang paling penting dalam metode ini adalah ucapan guru yang jelas dengan kalimat-kalimat mudah dipahami peserta didik sewaktu menyajikan materi pesrta didikan.

Kelebihan Metode Pembelajaran

·         Mudah dilaksanakan didikan,

·         Guru mudah mengasai kelas

·         Dapat menghemat waktu,

·         Guru dapat menggunakan pengalamannya dalam pembelajaran,

·         Dapat menstimulir peserta didik dalam mempeserta didikan materi lebih lanjut.

·         Dapat diikuti peserta didik dalam jumlah besar,

·         Dapat mencakup sejumlah besar materi peserta didikan

·         Dapat diketahui kehebatan guru atau dapat mengangkat status guru di mata peserta didik.

 

Kekurangan metode ceramah

·         Kegiatan pembelajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata)

·         Tidak dapat mencakup berbagai tipe belajar peserta didik,

·         Membosankan bagi peserta didik bila terlalu lama,

·         Sukar mendeteksi atau mengontrol sejauh mana pemahamman peserta didik,

·         Menyebabkan peserta didik pasif,

·         Materi yang mudah juga ikut diceramahkan

·         Kurang mengairahkan belajar peserta didik bila guru kurang cakap berbicara,

·         Guru cenderung otoriter,

·         Membuat peserta didik tergantung kepada gurunya.[2]



[1] Moh Suardi, Belajar & Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), h. 32

[2] Prof. Dr. Lufri, M.S, Drs. Ardi, M.Si, Relsas Yogica, M.Pd, Arief Muttaqin, M.Pd, dan Ramadhani Fitri, M.Pd, Metodologi Pembelajaran: Strategi, Pendekatan, Model, Metode Pembelajaran, (Cet 1, Malang: CV IRDH, 2020), h.48-49.


Rabu, 31 Maret 2021

Hubungan Al-Quran dan As-sunnah sebagai Ajaran Islam

Citra Andini Paputungan 





   Al-Quran adalah mukjizat Islam yang abadi dimana semakin baju ilmu pengetahuan, semakin tampak validitas kemukjizatannya. Allah STW menurunkan kepada Nabi Muhammad SAW, demi membebaskan manusia dari berbagai kegelapan hidup menuju cahaya ilahi, dan membimbing mereka ke jalan yang lurus. Rasulullah menyampaikan kepada para sahabat-sahabatnya sebagai penduduk asli Arab yang sudah tentu dapat memahammi tabiat mereka. Jika terdapat sesuatu yang kurang jelas bagi mereka tentang ayat-ayat yang merika terima, mereka langsung menanyakan kepada Rasulullah.[1]

Hadits adalah apa yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik berupa ucapan, perbuatan, penetapan, sifat, atau sirah beliau, baik sebelum kenabian atau sesudahnya. Buku-buku hadits adalah lebih khusus berisi tentang hal-hal sesudah kenabian, meskipun berita tersebut terjadi sebelum kenabian. Namun itu tidak disebutkan untuk dijadikan landasan amal dan syariat. Bahkan ijma’ kaum muslimin menetapkan bahwa yang diwajibkan kepada hamba Allah untuk diimani dan diamalkan adanya apa yang dibawah Nabi Muhammad SAW setelah kenabian.[2]

Al-Quran merupakan syariat, sedangkan Sunnah yang merinci dan menguraikannya. Oleh karena itu ia merupakan dasar syariat islam kedua. Kedudukannya dibawah Al-Quran karena ia merinci, sedangkan Al-Quran datang seluruhnya secara mutawatiryang pasti tak dapat diragukan lagi. Dalam Hubungan dengan Al-Quran, maka As-Sunnah sebagai penafsir atau penjelas daripada ayat-ayat tertentu.

 Fungsi as-Sunnah dalam hubungan dengan Al-Quran, yaitu:

1.     Sebagai bayan tafsir (menerangkan ayat-ayat yang sangat umum, mujmal dan musytarak)

2.      Sebagai bayan taqrir (memperkokoh dan memperkuat pernyataan dalam Al-Quran).

3.      Sebagai bayan Taudhid (menerangkan maksud dan tujuan sesuatu Al-Quran).



[1] Syaikh Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar,2006), h. 16.

[2] Syaikh Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Hadits, (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar,2004), h. 22.